Salahsatu landasan teoretik pendidikan IPA (fisika) modern termasuk pembelajaran dengan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) adalah teori pembelajaran konstruktivis. Pendekatan ini pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif dalam proses belajar BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Di era globalisasi yang serba modern menuntut setiap negara untuk menghasilkan sumber daya manusia dengan kesiapan yang lebih matang dalam segala hal. Bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat berpengaruh untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi tuntutan zaman. Namun, mendidik anak sejak dini hingga menjadi individu yang berkualitas, dan mempertahankan kualitas tersebut bukan hal yang mudah. Perlu proses yang panjang untuk membentuk individu yang mampu mengikuti alur era globalisasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, tentu individu harus melakukan suatu proses yang disebut belajar. Dalam pendidikan, belajar merupakan kata kunci yang paling penting. Jika tidak ada belajar maka tidak akan ada pendidikan. Dan didalam pendidikan akan terjadi suatu pembelajaran yang akan membentuk individu yang berkualitas. Berdasarkan uraian di atas maka penyusun mengajukan makalah yang berjudul“ Hakikat Belajar dan Pembelajaran” yang nantinya dapat memperjelas pengertian dan hakikat dari belajar dan pembelajaran itu sendiri. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian dari belajar dan pembelajaran? 2. Apakah tujuan belajar dan pembelajaran? 3. Apakah faktor yang memengaruhi belajar dan pembelajaran? Tujuan Untuk mengetahui dan memahami pengertian belajar dan pembelajaran. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari belajar dan pembelajaran. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi belajar dan pembelajaran. BAB II PEMBAHASAN Hakikat Belajar Secara harfiah, Belajar adalah yang tidak tahu menjadi tahu. Secara keilmuan, belajar merupakan perilaku kognitif yang memerlukan tingkat keterbukaan kondisi tertentu yang akan menghasilkan perubahan perilaku atau disposisi untuk bertindak dtindak lanjuti. Menurut kamus bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat W. Gulo, 2002 23. Menurut Nana Sudjana 2002, pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. belajar ada kaitannya dengan usaha atau rekayasa pembelajar. Dari segi siswa, belajar yang dialaminya sesuai dengan pertumbuhan jasmani dan perkembangan mental, akan menghasilkan hasil belajar sebagai hasil belajar sebagai perwujudan emansipasi siswa menuju kemandirian. Dari segi guru, kegiatan belajar siswa merupakan akibat dari tindakan pendidikan atau pembelajaran. Proses belajar siswa tersebut menghasilkan perilaku yang dikehendaki, suatu hasil belajar sebagai dampak pengajaran. Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli 1. Belajar menurut Skinner Belajar menurut Skinner adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut a. Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon pembelajar, Respons si pembelajar, dan Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respons si pembelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku respons yang tidak baik diberi teguran dan hukuman. Mudjiono, 20029 2. Belajar Menurut Gagne Menurut Gagne, belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. Menurut Gagne, belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar. Belajar merupakan interaksi antara “keadaan internal dan proses kognitif siswa” dengan “stimulus dari lingkungan”. Prses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif. a. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. b. Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta memprsentasikan konsep dan lambang. c. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. d. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerakan jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut. 3. Belajar Menurut Pandangan Piaget Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Perkembangan intelektual melalui tahap-tahap berikut. i Sensori motor 0-2 tahun, ii pra operasional 2-7 tahun, iii operasional konkret 7-11 tahun, dan iv operai formal 11-ke atas. Belajar pengetahuan meliputi tiga fase. Fase-fase itu adalah a. Eksplorasi, siswa mempelajari gejala dengan bimbingan b. Pengenalan konsep, siswa mengenal konsep yang ada hubungannya dengan gejala c. Aplikasi konsep, siswa menggunakan konsep untuk meneliti gejala lain lebih lanjut. Menurut Piaget, pembelajaran terdiri dari empat langkah berikut. a. Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri. b. Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut. c. Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan menunjang proses pemecahan masalah. d. Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan, dan melakukan revisi. Tujuan Belajar Beberapa ahli mengemukakan pendapat mereka mengenai tujuan belajar. Sukandi, 1983 berpendapat bahwa tujuan belajar adalah mengadakan perubahan tingkah laku dan perbuatan. Perbuatan itu dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengertian, sebagai pengetahuan atau penerima dan penghargaan Menurut Surakhmat, 1986 tujuan belajar adalah mengumpulkan pengetahuan, penanaman konsep dan pengetahuan, dan pembentukan sikap dan perbuatan. Demikian pula bahwa tujuan belajar itu dimaknai sebagai pernyataan mengenai keterampilan atau konsep yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik pada akhir priode pembelajaran Slavin, 1994. Dari pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Tujuan Belajar adalah merubah tingkah laku dan perbuatan yang ditandai dengan kecakapan, keterampilan, kemampuan dan sikap sehingga tercapainya hasil belajar yang diharapkan. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Belajar Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar. a. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis. 1. Faktor Fisiologis Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu Pertama, keadaan jasmani. Keadaan jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena keadaan jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani. Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar. 2. Faktor Psikologis Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat. b. Faktor Eksternal Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor internal, faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, faktor faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. Teori Belajar 1. Teori Belajar Behaviorisme Teori belajar behaviorisme menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan stimulans yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif respon berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans. Ada tiga jenis teori Behaviorisme a. Teori Belajar Respondent Conditioning Teori ini diperkenalkan oleh Pavlov, yang didasarkan pada pemikiran bahwa perilaku atau tingkah laku merupakan respon yang dapat diamati dan diramalkan. Fisiolog Pavlov 1849-1936 mengkaji stimuli rangsangan tak bersyarat yang secara spontan memanggil respon. Melalui conditioning, stimuli netral netral spontan memancing refleks namun sengaja dibuat agar mampu memancing respon refleks. Bila satu stimuli menghasilkan respon, maka stimuli kedua yang tidak relevan dihadirkan serempak dengan stimuli pertama, dan akhirnya respon tadi muncul tanpa menghadirkan stimuli pertama. b. Teori Belajar Operant Conditioning Skinner sebagai tokoh teori belajar Operant Conditionioning berpendapat bahwa belajar menghasilkan perubahan perilaku yang dapat diamati., sedang perilaku dan belajar diubah oleh kondisi lingkungan. Teori Skinner 1954 sering disebutOperant Conditioning yang berunsur rangsangan atau stimuli, respon, dan konsekuensi. Stimuli tanda/syarat bertindak sebagai pemancing respon, sedangkan konsekuensi tanggapan dapat bersifat positif atau negatif namun keduanya memperkukuh atau memperkuat reinforcement. c. Teori Observation Learning Belajar Pengamatan atau Socio-Cognitive Learning Belajar Sosio-Kognitif Proses belajar yang bersangkut-paut dengan peniruan disebut dengan belajar observasi observation learning. Albert Bandura 1969 menjelaskan bahwa belajar observasi merupakan sarana dasar untuk memperoleh perilaku baru atau mengubah pola perilaku yang sudah dikuasai. Belajar observasi biasa juga disebut belajar sosial Sosial learning karena yang menjadi obyek observasi pada umumya perilaku belajar orang lain. Albert Bandura 1969 mengartikan belajar sosial sebagai aktivitas meniru melalui pengamatan observasi. Individu yang perilakunya ditiru menjadi model pebelajar yang meniru . istilah Modeling digunakan untuk menggambarkan proses belajar sosial. Model ini merujuk pada seseorang yang berperilaku sebagai stimuli bagi respon pebelajar. John W. Santrock 1981 menyebut pandangan Albert Bandura tentang teori belajar sebagai teori belajar sosial kognitif. Hal ini didasarkan pemikiran bahwa meniru perilaku model melibatkan proses-proses psikologis yang sangat bersifat kognitif seperti perhatian attention, ingatan retention, kinerja motorik motorik reproduction, kondisi penguatan dan insentif. Walter Mischel 1973 cenderung menggunakan instilah cognitive social-learning theory, karena di dalamnya terkandung harapan expectancies, strategi memproses informasi dan memaknai stimuli secara pribadi, anutan nilai subyektif dilekatkan pada stimuli subjective stimuli values. 2. Teori Belajar Kognitivisme Teori kognitivisme mengacu pada wacana psikologi kognitif, dan berupaya menganalisis secara ilmiah proses mental dan struktur ingatan atau cognitif dalam aktivitas belajar. 3. Teori Belajar Konstruktivisme Konsep dasar belajar menurut teori belajar konstruktivisme adalah pengetahuan baru dikonstruksi sendiri oleh peserta didik secara aktif berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya. Pembelajaran konstuktivisme merupakan satu teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk membina sendiri secara aktif pengetahuan dengan menggunakan pengetahuan yang telah ada dalam diri mereka masing-masing. 4. Teori Belajar Humanisme Menurut teori belajar humanisme, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar humanisme lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, daripada bidang kajian psikologi belajar. Hakikat Pembelajaran Pembelajaran artinya suatu proses belajar yang terjadi karena adanya guru sebagai pengajar atau pendidik dan adanya murid atau peserta didik sebagai yang diajar atau sebagai penerima ilmu pengetahuan atau keterampilan. Secara umum istilah belajar dimaknai sebagai suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku. Dengan pengertian demikian, maka pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik Darsono, 2000 24. Adapun yang dimaksud dengan proses pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana belajar itu secara efektif digunakan. Hal ini tentu berbeda dengan proses belajar yang diartikan sebagai cara bagaimana para pembelajar itu memiliki dan mengakses isi pelajaran itu sendiri Tilaar, 2002 128. Maka dapat dipahami bahwa pembelajaran membutuhkan hubungan dialogis yang sungguh-sungguh antara guru dan peserta didik, dimana penekanannya adalah pada proses pembelajaran oleh peserta didikstudent of learning, dan bukan pengajaran oleh guruteacher of teaching Suryosubroto, 1997 34. Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Disini pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta didik. Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut. Penuangan tujuan pembelajaran ini bukan saja memperjelas arah yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan belajar, tetapi dari segi efisiensi diperoleh hasil belajar yang maksimal. Banyak pengertian yang diberikan para ahli pembelajaran tentang tujuan pembelajaran, yang satu sma lain memiliki kesamaan disamping ada perbedaan sesuai dengan sudut pandang garapannya. Robert F. Mager 1962 misalnya memberikan pengertian tujuan pembelajaran sebagai tujuan perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Pengertian kedua dikemukakan oleh Edwar L. Dejnozka dan David E. Kapel 1981, juga Kemp 1977 yang memandang bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambrkan hasil belajar yang diharapakan. Perilaku ini dapat berupa fakta yang samar. Definisi ke tiga dikemukakan oleh Fred Percival dan Henry Ellington 1984 yakni tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang jelas dan menunjukan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran adalah sebagai berikut 1. Faktor Kecerdasan Yang dimaksud dengan kecerdasan ialah kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan berfikir yang bersifatnya rumit dan abstrak. Kecerdasan adalah suatu kemapuan yang dibawa dari lahir sedangkan pendidikan tidak dapat meningkatkannya, tetapi hanya dapat mengembangkannya. 2. Faktor Belajar Yang dimaksud dengan faktor belajar adalah semua segi kegiatan belajar, misalnya kurang dapat memusatkan perhatian kepada pelajaran yang sedang dihadapi, tidak dapat menguasai kaidah yang berkaitan sehingga kurang menguasai cara-cara belajar efektif dan efisien. 3. Faktor Sikap Sikap dapat menentukan kualitas belajar seseorang. Diantara sikap yang dimaksud di sini adalah minat, keterbukaan pikiran, prasangka atau kesetiaan. Sikap yang positif terhadap pelajaran merangsang cepatnya kegiatan belajar. 4. Faktor Kegiatan Faktor kegiatan ialah faktor yang ada kaitannya dengan kesehatan, kesegaran jasmani dan keadaan fisik seseorang. 5. Faktor Emosi dan Sosial Faktor emosi seperti tidak senang dan rasa suka dan faktor sosial seperti persaingan dan kerja sama sangat besar pengaruhnya dalam proses belajar. Ada diantara faktor ini yang sifatnya mendorong terjadinya belajar tetapi ada juga yang menjadi hambatan terhadap belajar efektif. 6. Faktor Lingkungan Yang dimaksud faktor lingkungan ialah keadaan dan suasana tempat seseorang belajar. Selain kenyamanan tempat belajar, hubungan yang kurang serasi dengan teman juga dapat menganggu kosentrasi dalam belajar. 7. Faktor Guru Kepribadian guru, hubungan guru dengan siswa, kemampuan guru mengajar dan perhatian guru terhadap kemampuan siswanya turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Guru dapat menimbulkan semangat belajar yang tinggi dan dapat juga mengendorkan keinginan belajar yang sungguh-sungguh. Siswa yang baik berusaha mengatasi kesulitan ini dengan memusatkan perhatian kepada bahan pelajaran, bukan kepada kepribadian gurunya. Model-model Pembelajaran 1. Model Pembelajaran Langsung Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang lebih berpusat pada guru dan lebih mengutamakan strategi pembelajaran efektif guna memperluas informasi materi ajar. Model pembelajaran langsung dikembangkan untuk mengefisienkan materi ajar agar sesuai dengan waktu yang diberikan dalam suatu periode tertentu 2. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak­ tidaknya tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial Ibrahim, dkk, 20007. Menurut Slavin 1997, pembelajaran kooperatif, merupakan model pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen. 3. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks Ratumanan, 2002 123. BAB III PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang berlangsung sejak lahir hingga akhir hayat, dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen, hasil belajar ditunjukan dengan tingkah laku,dalam belajar ada aspek yang berperan yaitu motivasi, emosional, sikap,dan yang lainnya. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar, yang memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Disini pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta didik. Saran Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan ejaan, metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih kurang adalah diantara kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan kritik membangun sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini. DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta PT Rineka Cipta Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta PT Rineka Cipta Gintings Abdorrakhman. 2010. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung Humaniora Gredler, Bell, Margareth E. 1991. Belajar dan Membelajarkan terjemahan Munandir.Jakarta Rajawali Pers. Rooijakkkers, Ad.. 1990. Mengajar dengan Sukses. Jakarta Gramedia.
A Hakikat Belajar. Burton (1984) dalam Siregar (2014; 4), mengatakan bahwa “belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku pada diri individu yang disebabkan adanya interaksi antara individu itu sendiri dengan lingkungannya mereka lebih mampu untuk berinteraksi dengan lingkungannya”. Gagne dan Berlier (1983: 252) dalam Rifa’i
Learning is a process that must be done by every individual to get knowledge. It is considerably a fundamental element in the implementation of any education level. The success of education depends on the student learning process both within and outside the school. In formal education the learning process is inseparable from to the teaching and learning process. Both of these processes are synergized to realize the ideals of the nation in order to educate the life of the world. As learning creatures and educational practitioners, whatever related to learning is important to know. Learning is a conscious activity undertaken by individuals through training and experiences that produce behavioral changes that include the cognitive, affective and psychomotor aspects. While teaching and learning is a system or process of teaching subject matters that are planned, implemented, and evaluated systematically so that students can achieve the learning objectives effectively and efficiently. Three learning characteristics are a learning is a conscious effort of a person, b learning is characterized by a change of behavior that encompasses all aspects cognitive, affective, and psychomotor, and such changes are relatively permanent, c changes in behavior are derived from the interaction process with the environment and exercises. Factors that influence learning and teaching process are internal factors physiological and psychological and external factors family, school and community. Five principles of learning subsumption, organizer progressive differentiation concolidation integrative Learning process, education, environment Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free At-Thullab Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017 p-ISSN 2579-6259 e-ISSN 2621-895X HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Silviana Nur Faizah Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Lamongan e-mail silviana_nurfaizah Abstract Learning is a process that must be done by every individual to get knowledge. It is considerably a fundamental element in the implementation of any education level. The success of education depends on the student learning process both within and outside the school. In formal education the learning process is inseparable from to the teaching and learning process. Both of these processes are synergized to realize the ideals of the nation in order to educate the life of the world. As learning creatures and educational practitioners, whatever related to learning is important to know. Learning is a conscious activity undertaken by individuals through training and experiences that produce behavioral changes that include the cognitive, affective and psychomotor aspects. While teaching and learning is a system or process of teaching subject matters that are planned, implemented, and evaluated systematically so that students can achieve the learning objectives effectively and efficiently. Three learning characteristics are a learning is a conscious effort of a person, b learning is characterized by a change of behavior that encompasses all aspects cognitive, affective, and psychomotor, and such changes are relatively permanent, c changes in behavior are derived from the interaction process with the environment and exercises. Factors that influence learning and teaching process are internal factors physiological and psychological and external factors family, school and community. Five principles of learning subsumption, organizer progressive differentiation concolidation integrative Reconciliation. Keywords Learning process, education, environment A. Pendahuluan Pendidikan pada dasarnya berfungsi untuk membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karateristik pribadinya kearah yang positif, baik bagi diri maupun lingkungannya. Proses pendidikan agaknya tidak luput dari beberapa aktivitas diantaranya adalah belajar dan pembelajaran. Pentingnya belajar dan pembelajaran untuk menjadikan insan yang kamil ditunjukkan dari beberapa ayat dalam al-Qur’an yang menjelaskan pentingya belajar salah satunya terdapat dalam al-Qur’an surat Al-Alaq ayat 1-5 selain itu terdapat beberapa hadits Nabi Muhammad saw. yang juga membahas tentang pentingnya belajar. Hakikat Belajar dan Pembelajaran AT-THULAB Volume 1 Nomor 2, Tahun 2017 176 Hakikat belajar dan pembelajaran perlu dipelajari secara mendalam untuk mengetahui batasan-batasan dari masing-masing istilah tersebut. Belajar merupakan suatu aktifitas sadar yang dilakukan oleh individu melalui latihan maupun pengalaman yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Selain mengetahui hakekat belajar komponen-komponen yang berada didalamnya seperti ciri-ciri belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, dan prinsip-prinsip belajar menjadi penting untuk dikaji. Pengertian Belajar Secara etimologis dalam kamus besar bahasa Indonesia, belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu” Tim Penyusun Kamus, 1996. Dalam al-Qur’an banyak ayat yang menunjukkan aktivitas belajar, di antaranya surat an-Nahl ayat 78    Al-Qur’an, 16 78“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur” Departemen Agama RI, 2004. Kata belajar dalam Istilah bahasa Arab disebut dengan Ta’allama dan Darasa. Al-Quran menggunakan kata Darasa yang diartikan mempelajari yang sering dihubungkan dengan mempelajari Al-kitab Al-Qur’an. Diantaranya terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-An’am ayat 105 Al-Qur’an, 6105 ”Dan demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang ayat-ayat Kami agar orang-orang musyrik mengatakan engkau telah mempelajari ayat-ayat itu dari ahli kitab dan agar Kami menjelaskan al-Qur’an itu kepada orang-orang yang mengetahui” Departemen Agama RI, 2004. Kata darasta yang berarti ”engkau telah mempelajari”, menurut Quraish Shihab yaitu membaca dengan seksama untuk dihafal atau dimengerti. Shihab, 2002 Istilah belajar dalam islam sering disebut dengan menuntut ilmu Thalab A-’Ilm. Karena dengan belajar, seseorang akan mendapatkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya, dan ilmu yang diperoleh harus diaplikasikan sehingga memberikan perubahan dalam diri pelajar, baik kepribadian maupun perilakunya. Belajar mempunyai pengertian yang sangat kompleks, sehingga banyak ahli yang mengemukakan pengertian belajar dengan ungkapan yang berbeda-beda. Hal Silviana Nur Faizah AT-THULAB Volume 1 Nomor 2, Tahun 2017 177 tersebut dikarenakan mereka mempunnyai sudut pandang tertentu mengenai batasan-batasan pengertian belajar. Croanbach memberikan definisi “learning is shown by a change in behaviour as a result of experience”Sardiman, 1994 belajar ditunjukkan oleh perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pendapat serupa dikemukakan oleh Mouly bahwa belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman Mufarrokah, 2009. Pidarta juga mendifinisikan belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative sebagai hasil pengalaman bukan hasil perkembangan, pengaruh obat, atau kecelakaan dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikannya kepada orang lain Komsiyah, 2012. Sedangkan menurut Syekh Abdul Aziz dan Abdul Majid dalam kitab At-Tarbiyatul wa Thuruqut Tadris mendenifisikan belajar sebagai berikut            “Belajar adalah perubahan di dalam diri jiwa peserta didik yang dihasilkan dari pengalaman terdahulu sehingga menimbulkan perubahan yang baru” Majid, Mahmud mendefinisikan belajar adalah perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan Mahmud, 2010 . Menurut Kokom belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama dan dengan syarat bahwa perubahan yang terjadi tidak disebabkan oleh adanya kematangan atau perubahan sementara karena suatu hal Komalasari, 2010. Harold Spears memberikan batasan“learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction” Sardiman, 1994. belajar adalah untuk mengamati , membaca , meniru , mencoba sesuatu sendiri , mendengarkan , mengikuti arah. Sedangkan menurut Nana Sudjana, belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat pengalaman dan latihan Sudjana, 1989b. Dari berbagai perspektif pengertian belajar sebagaimana dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah suatu aktifitas sadar yang dilakukan oleh individu melalui latihan maupun pengalaman yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar merupakan aktivitas sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Islam sangat menekan terhadap pentingnya ilmu. Al-Quran dan Hadis mengajak umat Islam untuk mencari dan mendapatkan ilmu dan kearifan, serta menempatkan orang-orang yang berpengatahuan pada derajat yang tinggi Wahyuni, 2010. Hakikat Belajar dan Pembelajaran AT-THULAB Volume 1 Nomor 2, Tahun 2017 178 Di dalam Al-Quran, kata al-ilm dan kata-kata turunannya digunakan lebih dari 780 kali. Beberapa ayat pertama yang diwahyukan kepada Rasulullah Saw, menyebutkan pentingnya membaca, pena dan ajaran untuk manusia Wahyuni, 2010. Sebagaimana yang tertera dalam surah Al-alaq ayat 1-5  Al-Qur’an, 96 1-5. “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. yang mengajar manusia dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” Departemen Agama RI, 2004. Sejak turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad Saw., islam telah menekankan perintah untuk belajar. Ayat pertama menjadi bukti bahwa Al-Qur’an memandang pentingnya belajar agar manusia memahami seluruh kejadian yang ada disekitarnya, sehingga meningkatkan rasa syukur mengakui akan kebesaran Allah Swt. Pada ayat pertama dalam surah Al-alaq terdapat kata iqra’, yang melalui malaikat Jibril Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk “membaca”. Quraisy Shihab didalam Tafsirnya Al-Misbah kata iqra’ berasal dari kata Qara’a berarti menghimpun. Dan dari kata menghimpun itu ditemukan berbagai macam arti. Antara lain menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui ciri-ciri sesuatu dan sebagainya, yang ke semuanya bermuara pada arti menghimpun Shihab, 2002. Bahkan Quraish Shihab berpendapat bahwa ayat di atas seakan akan mengatakan bacalah wahyu-wahyu ilahi yang sebentar lagi akan banyak engkau terima, dan baca juga alam dan masyarakatmu. Bacalah agar engkau membekali dirimu dengan kekuatan pengetahuan. Akan tetapi dengan satu syarat engkau lakukan dengan atau nama tuhan yang selalu memelihara dan membimbingmu dan yang mencipta semua makhluk kapan dan di manapun Shihab, 2002. Selain Al-Qur’an, banyak Hadis Nabi Saw. Yang menjelaskan betapa pentingnya ilmu dan orang-orang yang terdidik. Diantara Hadis-hadis tentang pentingnya belajar dan menuntut ilmu, antara lain, adalah mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim; carilah ilmu walaupun ke negeri cina; carilah ilmu sejak dalam buaian sampai ke liang lahat; para ulama itu adalah pewaris para Nabi; pada hari kiamat ditimbanglah tinta ulama dengan darah syuhada,maka tinta ulama dilebihkan dari darah syuhada Wahyuni, 2010. Silviana Nur Faizah AT-THULAB Volume 1 Nomor 2, Tahun 2017 179 Pengertian Pembelajaran Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien Komalasari, 2010. Terdapat dua konsep yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran yaitu belajar dan mengajar. Belajar mengacu kepada apa yang dilakukan siswa, sedang mengajar mengacu kepada apa yang dilakukan oleh guru Mufarrokah, 2009. Pembelajaran dapat dipandang dari dua sudut, pertama pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem, pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisasi antara lain tujuan pembelajaran, media pembelajaran, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran remedial dan pengayaan. Kedua, pembelajaran dipandang sebagai suatu proses yang meliputi kegiatan yang dilakukan oleh guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan Subroto, 1997. Kokom menjelaskan secara lebih rinci ketiga proses pembelajaran tersebut dari masing-masing kegiatan pembelajaran 1. Persiapan, dimulai dari merencanakan program pengajaran tahunan, semester, dan penyusunan persiapan mengajar lesson plan penyiapan alat kelengkapannya, antara lain berupa alat peraga dan alat-alat evaluasi. 2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada persiapan pembelajaran yang telah dibuatnya. Struktur dan situasi pembelajaran yang diwujudkan guru akan banyak dipengaruhi oleh pendekatan atau strategi dan metode-metode pembelajaran yang telah dirancang penerapannya. 3. Menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegiatan pasca pembelajaran ini dapat berbentuk enrichment pengayaan, dapat pula berupa pemberian layanan remidial teaching bagi siswa yang berkesulitan belajar Komalasari, 2010. Ciri-ciri Belajar Ciri-ciri belajar menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara diantaranya adalah 1. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku change behavior. 2. Perubahan perilaku relative permanent. 3. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial. 4. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman. 5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan Wahyuni, 2010. Slameto mengungkapkan enam kriteria perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar, yaitu sebagai berikut Hakikat Belajar dan Pembelajaran AT-THULAB Volume 1 Nomor 2, Tahun 2017 180 1. Perubahan terjadi secara wajar. Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan, atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi suatu perubahan dalam dirinya. 2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktiv. Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. 4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa saat saja dan tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar seperti berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis, dan sebagainya. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar, meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku jika seseorang belajar sesuatu Sahrani, 2011. Menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Setidaknya belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut 1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku tersebut bersifat pengetahuan kognitif, keterampilan psikomotor, maupun nilai dan sikap afektif. 2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau dapat disimpan. 3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan. 4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit, atau pengaruh obat-obatan Nara, 2010. Sedangkan Morgan menyebutkan bahwa suatu kegiatan dikatakan belajar apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut. a. belajar adalah perubahan tingkahlaku; b. perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena pertumbuhan; c. perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama Soekamto, 1997. Ciri umum belajar menurut Aunurrahman adalah sebagai berikut; Pertama, belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atu disengaja. Kedua, belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. Ketiga, hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku Aunurrahman, 2009. Silviana Nur Faizah AT-THULAB Volume 1 Nomor 2, Tahun 2017 181 Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan ciri belajar diantaranya Pertama, belajar merupakan usaha sadar dari seseorang, Kedua, belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku yang mencakup seluruh aspek kognitif, afektif, psikomotor, dan perubahan tersebut relative permanent, Ketiga, perubahan tingkah laku tersebut diperoleh dari proses interksi dengan lingkungan dan latihan. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Pembelajaran Belajar dan Pembelajaran merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Secara skematik factor yang mempengaruhi belajar dan pembelajaran digambarkan sebagai berikut Komalasari, 2010 Gambar Faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Pembelajaran Berdasarkan skema diatas adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan pembelajaran yaitu faktor intern dan faktor ekstern. 1. Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang terdapat dalam diri individu itu sendiri. Sudjana, 1989 Faktor intern ini berkaitan dengan unsur fisiologis dan psikologis siswa. Unsur fisiologis siswa berupa kondisi fisiologis secara umum serta kondisi panca indera. Sedangkan unsur psikologi berupa minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif. Sedangkan menurut Slameto faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri peserta didik. Di dalam membicarakan faktor intern ini, akan dibagi menjadi tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. a Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. b Faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. c Faktor kelelahan dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani seperti lemah lunglai sedangkan kelelahan rohani seperti adanya kelesuan dan kebosanan Slameto, 2006. 2. Faktor Ekstern Hakikat Belajar dan Pembelajaran AT-THULAB Volume 1 Nomor 2, Tahun 2017 182 Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik, faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat Slameto, 2006. a. Faktor Keluarga Peserta didik akan dipengaruhi dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Di dalam kehidupan keluarga, anak mendapatkan bimbingan dan perawatan dalam rangka membentuk perwatakan dan kepribadian anak, untuk menjadi dirinya sendiri atau menjadi pribadi yang utuh Isjoni, 2009. b. Faktor Sekolah Faktor sekolah yang dapat mempengaruhi belajar yaitu mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pengajaran, kualitas pengajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. c. Faktor Masyarakat Lingkungan masyarakat dimana siswa berada juga berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas belajarnya. Lingkungan masyarakat dimana warganya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar yang cukup, terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar di dalamnya akan memberikan pengaruh positif terhadap semangat dan perkembangan belajar generasi mudanya Sukmadinata, 2004. Prinsip-prinsip Belajar Prinsip belajar ialah petunjuk atau cara yang perlu diikuti untuk melakukan kegiatan belajar Sutikno, 1995. Peserta didik akan berhasil dalam belajarnya jika memperhatikan prinsip-prinsip belajar. Menurut Ausubel yang dikutip dalam Djadjuri, ada lima prinsip utama belajar yang harus dilaksanakan, yaitu 1. Subsumption, yaitu proses penggabungan ide atau pengalaman baru terhadap ide-ide yang telah lalu yang telah dimiliki. 2. Organizer, yaitu ide baru yang telah dicoba digabungkan dengan pola ide-ide lama diatas, dicoba diintegrasikan sehingga menjadi suatu kesatuan pengalaman. Dengan prinsip ini dimaksudkan agar pengalaman yang diperoleh itu bukan sederetan pengalaman yang satu dengan yang lainnya terlepas dan hilang kembali. Silviana Nur Faizah AT-THULAB Volume 1 Nomor 2, Tahun 2017 183 3. Progressive Differentiation, yaitu bahwa dalam belajar suatu keseluruhan secara umum harus terlebih dahulu muncul sebelum sampai kepada suatu bagian yang lebih spesifik. 4. Concolidation, yaitu suatu pelajaran harus dikuasai sebelum sampai ke pelajaran berikutnya, jika pelajaran tersebut menjadi dasar atau prasyarat untuk pelajaran berikutnya. 5. Integrative Reconciliation, yaitu ide atau pelajaran baru yang dipelajari itu harus dihubungkan dengan ide-ide atau pelajaran yang telah dipelajari terdahulu. Prinsip ini hampir sama dengan prinsip subsumption, hanya dalam prinsip integrative reconciliation menyangkut pelajaran yang lebih luas, umpamanya antara unit pelajaran yang satu dengan yang lainnya Nanang Hanafiah, Menurut Soekamto dan Winata Putra di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut. 1 Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif. 2 Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya. 3 Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar. 4 Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti. 5 Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya Wahyuni, 2010. B. Simpulan Belajar adalah suatu aktifitas sadar yang dilakukan oleh individu melalui latihan maupun pengalaman yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Sedangkan Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik yang direncanakan, dilaksanakan, dievaluasi secara sistematis agar subjek didik dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Pembelajaran dipandang dari dua sudut pertama sebagai suatu sistem terdiri dari beberapa komponen yaitu tujuan pembelajaran, media pembelajaran, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran remedial dan pengayaan. Kedua pembelajaran sebagai suatu proses terdiri dari kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut. Tiga ciri-ciri belajar a belajar merupakan usaha sadar dari seseorang, b belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku yang mencakup seluruh aspek kognitif, Hakikat Belajar dan Pembelajaran AT-THULAB Volume 1 Nomor 2, Tahun 2017 184 afektif, psikomotor, dan perubahan tersebut relative permanent, c perubahan tingkah laku tersebut diperoleh dari proses interksi dengan lingkungan dan latihan. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan pembelajaran yaitu faktor intern fisiologis dan psikologis dan faktor ekstern keluarga, sekolah dan masyarakat. Lima prinsip belajar Subsumption, Organizer Progressive Differentiation Concolidation Integrative Reconciliation. Daftar Rujukan Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung Alfabeta. Indonesia, Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Pustaka. Isjoni. 2009. Menuju Masyarakat Belajar Pendidikan dalam Arus Perubahan Cet II. Yogyakarta Pustaka Belajar. Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual. Bandung Refika Aditama. Komsiyah, I. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta Teras. Mahmud. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung CV Pustaka Setia. Majid, S. A. A. dan A. A. At-tarbiyah wa Thuruqut Tadris Juz I. Mesir Darul Ma’arif. Mufarrokah, A. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta Teras. Nanang Hanafiah, C. S. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung Refika Aditama. Nara, E. S. dan H. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor Ghalia Indonesia. RI, D. A. 2004. Al-Qur’an dan Terjemahanya Juz 1 – Juz 30. Bandung Jumanatul Ali Art. Sahrani, P. S. dan S. 2011. Psikologi Belajar dalam Perspektif Islam. Bogor Ghalia Indonesia. Sardiman. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta. PT. Grafindo Persada. Shihab, M. Q. 2002. Tafsir al-Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Vol 15. Jakarta Lentera Hati. Slameto. 2006. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta Rineka Cipta. Soekamto, T. 1997. Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. Yogjakarta PAU-PPAI. Subroto, S. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta Rineka Cipta. Sudjana, N. 1989a. Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung Sinar Baru. Silviana Nur Faizah AT-THULAB Volume 1 Nomor 2, Tahun 2017 185 Sudjana, N. 1989b. Media Pengajaran. Bandung Sinar Baru. Sukmadinata, N. S. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung PT Remaja Rosdakarya. Sutikno, M. S. 1995. Belajar dan Pembelajaran Upaya Kreatif dalam mewujudkan pembelajaran yang berhasil. Jakarta Rineka Cipta. Wahyuni, B. dan E. N. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran Cet V. Jogjakarta Ar-Ruzz Media. ... dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan Mughniyah, 2015;Ridwan & Brameld, 2014. Belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi pada diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalam diri seorang seseorang Faizah, 2017;Hermawan, 2014. Belajar merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap orang. ...Fadiyah Nur DiyanaBadruli MartatiFajar SetiawanPandemi covid-19 ini sangat berdampak bagi seluruh dunia terutama di Indonesia khususnya dari segi pendidikan. karena virus corona yang mudah sekali menyebar sehingga pemerintah memberlakukan pembelajaran di rumah melalui jaringan. Sehingga pembelajaran di sekolah mengalami berbagai problmetaika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Pembelajaran Ptm Di Masa New normal Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 3 MI Al Furqon Srowo Sidayu Gresik Tahun Ajaran 2021/2022. Serta untuk mengetahui apa saja kendala dan hambatan yang dirasakan guru maupun murid ketika melakukan kegiatan belajar mengajar via daring selama masa pandemic covid-19 ini. Responden adalah siswa kelas 3 MI karena mereka masih banyak yang belum menguasai penggunaan internet dan android, kemudian juga masih banyak dari mereka yang belum memiliki fasilitas gadget pribadi yang memadai. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam bentuk deskriptif dimana sumber data dan informasi utamanya diperoleh dari responden yang sudah dipilih oleh peneliti. Peneliti akan melakukan wawancara pada guru MI Al Furqon Srowo Sidayu Gresik, melakukan observasi lapangan secara langsung dan mengumpulkan dokumen dokumen penting yang mampu menunjang penelitian.... Perubahan tingkah laku merupakan salah satu ciri yang didapat ketika seseorang telah belajar [4]. Adanya perubahan tingkah laku yang dimaksudkan yakni mencakup perubahan pengetahuan dan keterampilan maupun nilai dan juga sikap [5]. Ketika seseorang telah meng-alami proses belajar, maka akan ada hasil belajar yang diperoleh, yaitu berupa hasil belajar. ...Diah AningrumTujuan Penelitian Mengetahui tingkat minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Fisika di SMAN 8 KOTA JAMBI masih perlu ditingkatkan. Metodologi Penelitian ini meng-gunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Teknik yang digunakan adalah angket atau kuesioner, yang kemudian diberikan kepada subjek penelitian. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data dalam situs yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Temuan Utama Siswa kelas XI A di SMA Negeri 8 Kota Jambi memiliki minat yang baik untuk mempelajari fisika. Keterbaruan/Keaslian dari Penelitian Mengetahui minat belajar siswa dalam pembelajaran fisika.... Belajar diartikan sebagai aktivitas sadar peserta didik melalui kegiatan latihan ataupun pengalaman untuk melakukan perubahan dirinya pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik Faizah, 2017. Tentunya, aktivitas belajar melibatkan interaksi antara subjek pembelajar, objek pembelajar dan materi serta fasilitas pembelajaran. ...Sri Sulystiahningsih TiringYohanita NirmalasariNovilia HerciKesulitan peserta didik dalam memahami konsep pengetahuan kimia SMA umumnya telah menjadi kendala. Salah satunya, materi hukum-hukum dasar kimia. Penyebabnya, kurang tepatnya penerapan strategi pembelajaran kimia. Imbasnya pada rendahnya minat peserta didik belajar kimia. Dengan melihat potensi strategi gamifikasi edukatif, penelitian ini menawarkan penerapannya dengan mengadopsi model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan kartu clup. Tujuan penelitian adalah analisis minat melalui penentuan klasifikasi minat, tingkat keberhasilan minat dan persentase setiap indikator minat. Jenis penelitian adalah penelitian survey. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, angket dan observasi. Instrumen pengumpulan data yaitu lembar wawancara, lembar angket penilaian diri, angket penilaian sejawat dan lembar observasi. Analisis validasi instrumen mengunakan perhitungan presentase, analisis indikator minat mengunakan kategori rentang minat dan presentase. Hasil penelitian melewati beberapa tahap yaitu validitas instrumen 1 angket penilaian diri sangat valid, 86,6 %, 2 angket penilaian sejawat sangat valid, 85,4 %, 3 lembar observasi sangat valid, 86,6 %. Analisis minat belajar 1 klasifikasi minat 12 peserta didik tinggi, dan 6 peserta didik sedang, 2 tingkat keberhasilan minat 66,6 %, minat tinggi dan 33,3 %, minat sedang dan 3 indikator prasaan senang 80,4% tinggi, perhatian 79,5% tinggi, keterlibatan 62,7% sedang, ketertarikan 76,3 % tinggi dan pengetahuan 59,3% sedang.... Salah satu pelajaran yang perlu diajarkan di sekolah dasar adalah pembelajaran sains atau ilmu pengetahuan alam IPA. IPA memiliki materi kajian tentang gejala alam baik lingkungan fisik hingga tubuh kita Faizah, 2017. Pembelajaran IPA penting diajarkan di sekolah dasar tujuannya agar melatih siswa pola pikir siswa secara saintifik atau ilmiah, sistematis logis dan kritis. ...Debbyanty DebbyantyAbdullah SinringSandra Sukmaning AdjiLearning science has many studies that are abstract and cannot be directly seen. So we need media that can help explain it. In addition to elementary school students who are at the concrete operational stage who are able to think logically but can only understand objects that they can see. The structured assignments method assisted by smartphone media will encourage students to easily understand the material. The research aims to analyze the effect of structured assignments assisted by smartphone in online learning on science learning outcomes for elementary school students. This research with a quantitative approach is an experimental type with a one group pretest-posttest design model that uses class VI students at SD Negeri 102 Makale 5 as research subjects. Based on data analysis using the t test obtained Sig.2-tailed F_table, namely F_count = > F_table = then Ha was accepted and HO was rejected; 2 There is an influence of verbal violence on the learning outcomes of Grade V PPKn students. The calculation results are obtained F_count > F_table, namely F_count = > F_table = then Ha is accepted and HO is Dwi Yuniar FajarsariSiti Nurrochmah Moch YunusTatok SugiartoLearning outcomes are the results of interactions carried out during learning and learning activities, including cognitive, psychomotor, and emotional aspects that arise with certain behavioral changes. Learning activities have predetermined goals that students must go through to obtain maximum results. The purpose of this study was to describe and examine the relationship between motivation to choose sports extracurricular activities during class 10 odd semester 2019/2020 in class 12 students in the 2019/2020 academic year at Arjasa State High School, Jember Regency. The experimental subjects in this study were high school students of class X for the academic year 2019/2020 who are now occupying class XII with a total of 121 students with 86 populations and 77 samples of students participating in extracurricular sports. The instrument used by the researcher is a student motivation questionnaire for choosing sports extracurricular activities, each of which has 32 motivational statements/questions with a range of validity results of and reliability of The data analysis used in this research is descriptive data analysis using relative frequency percent and prerequisite test data analysis. The results showed that there was a positive relationship between students' motivation to choose sports extracurricular activities and learning outcomes for PJOK subjects. Abstrak Banyak Tujuan penelitian adalah mengkaji hubungan motivasi memilih kegiatan ekstrakurikuler olahraga pada saat kelas 10 semester gasal 2019/2020 di SMA Negeri Arjasa Kabupaten Jember. Subyek penelitian siswa SMA kelas X tahun ajaran 2019/2020 berjumlah 121 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga. Subjek penelitian dibagi dua a subjek uji coba instrumen berjumlah 35 orang dan b populasi penelitian berjumlah 86 orang dan 77 sampling menggunakan teknik purposive random sampling persen dari 86 orang, sehingga sample berjumlah 77 orang. Instrument yang digunakan oleh peneliti adalah angket motivasi siswa memilih kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang masing-masing motivasi terdapat 32 butir pernyataan/pertanyaan dengan rentang hasil validitas 0,391079-0,735523 dan realibilitas 0,946. Analisis data pada penelitian ini yaitu analisi statistika inferensial bentuk parametric yaitu uji korelasional r dilengkapi dengan analisis regresi sederhana dan menggunakan analisis data uji prasyarat. Kesimpulan dari penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan linier secara signifikan antara motivasi siswa memilih kegiatan ekstrakurikuler olahraga dengan hasil belajar mata pelajaran perubahan tersebut relative permanent, c perubahan tingkah laku tersebut diperoleh dari proses interksi dengan lingkungan dan latihan. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan pembelajaran yaitu faktor intern fisiologis dan psikologis dan faktor ekstern keluarga, sekolah dan masyarakatafektif, psikomotor, dan perubahan tersebut relative permanent, c perubahan tingkah laku tersebut diperoleh dari proses interksi dengan lingkungan dan latihan. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan pembelajaran yaitu faktor intern fisiologis dan psikologis dan faktor ekstern keluarga, sekolah dan masyarakat. Lima prinsip belajar Subsumption, Organizer Progressive Differentiation Concolidation Integrative Reconciliation. Daftar Rujukan Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung Kontekstual. Bandung Refika AditamaK KomalasariKomalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual. Bandung Refika KomsiyahKomsiyah, I. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta Belajar dan PembelajaranE S NaraH DanNara, E. S. dan H. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor Ghalia dan Terjemahanya Juz 1 -Juz 30D A RiRI, D. A. 2004. Al-Qur'an dan Terjemahanya Juz 1 -Juz 30. Bandung Jumanatul Ali Belajar dalam Perspektif IslamP S S SahraniSahrani, P. S. dan S. 2011. Psikologi Belajar dalam Perspektif Islam. Bogor Ghalia dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta. PT. Grafindo PersadaSardimanSardiman. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta. PT. Grafindo Q ShihabShihab, M. Q. 2002. Tafsir al-Misbah;Kesan dan Keserasian al-Qur'anPesanPesan, Kesan dan Keserasian al-Qur'an, Vol 15. Jakarta Lentera dan Faktor-faktor yang MempengaruhinyaSlametoSlameto. 2006. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta Rineka Cipta.
Makalahberjudul “MODEL PEMBELAJARAN COLLABORATIVE LEARNING DAN COOPERATIVE LEARNING”. Penulisan makalah ini dimaksudkan guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mendapatkan bantuan dan bimbingan secara langsung maupun tidak langsung

0% found this document useful 0 votes3K views2 pagesOriginal © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes3K views2 pagesSoal Hakikat BelajarOriginal Title to Page You are on page 1of 2 You're Reading a Free Preview Page 2 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

BELAJARdan PEMBELAJARAN. “ASAS DAN PERINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN”. DOSEN PEMBIMBING : Drs.H.ANSHARI a. M.Pd. AHMAD MANSUr : 306 09 D4 031. JURUSAN : PENDIDIKAN BIOLOGI. SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN. PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA. STKIP-PGRI BANJARMASIN DI
2 Guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. 1) Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya. 2) Dengan kata lain, refleksi merupakan kegiatan berpikir ke belakang tentang berbagai hal yang sudah dilakukan.
Menurutteori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Seolah-olah teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Proses belajar memang penting dalam teori sibernetik, namun yang lebih penting lagi adalah sistem informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa (Budiningsih
Bukansaja mengenai kebutuhan, cara belajar dan gaya belajarnya saja. Akan tetapi, guru harus mengetahui sifat, bakat, dan minat masing-masing siswanya sebagai seorang pribadi yang berbeda satu sama lainnya. mereaksi atau menanggapi pertanyaan peserta didik. Pembelajaran akan lebih efektif jika guru dapat merespon setiap pertanyaan peserta
LNqw.
  • v1poya4yka.pages.dev/70
  • v1poya4yka.pages.dev/254
  • v1poya4yka.pages.dev/131
  • v1poya4yka.pages.dev/382
  • v1poya4yka.pages.dev/98
  • v1poya4yka.pages.dev/333
  • v1poya4yka.pages.dev/345
  • v1poya4yka.pages.dev/324
  • v1poya4yka.pages.dev/34
  • pertanyaan tentang hakikat belajar dan pembelajaran